IMPIAN DALAM HIDUP

Yogi Iskandar
0


Hari minggu telah tiba. Saya bermaksud untuk pergi ke suatu tempat bersama teman-teman saya, yang sudah di rencanakan sebelum hari ini tiba. Terlebih dahulu aku membereskan rumah dan membereskannya hingga terlihat rapih, setelah itu baru aku pergi e rumah Rita, karena kami sudah janjian akan berkumpul di rumah Rita terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat tujuan.
Setelah sekian lama menunggu akhirnya teman-teman saya sudah berkkumpul dan tinggal menunggu satu orang lagi yaitu Siti Aisyah. Kami menunggu dan terus menunggu, akhirnya diapun dating. Sayangnya kami mendapatkan kabar yang mengecewakan, karena Aisyah tidak bisa ikut soalnya dia sedang ada kepentingan keluarga yang tidak bisa dia tinggalkan, dan dia meminta untuk mengundur waktu untuk pergi kesana lantaran dia tak ingin melewatkan acara bersa tersebut. Akhirnya kami berunding sejenak. Kami semua pun menyimpulkan menyimpulkan bahwa karena salah satu dari teman kami tidak biasa hadir dan dia meminta untuk mengundur waktu untuk pergi, maka kami setuju untuk mengundur waktu minggu depan. (biasalah untuk menjaga solidaritas)
Setelah itu kami semua pun pulang ke rumah masing-masing. Di perjalanan menuju ke rumah saya bertemu dengan orang-orang yang akan pergi ke kebun seperti biasanya. Mereka menyapa saya dan aku pun membalas sapaannya, karena itulah yang harus dilakukan oleh semua orang masyarakat di  kampong saya. Sampai pada akhirnya saya pun tiba di rumah.
Detik-detik jam dinding terdengar begitu jelas, karena suasana di rumah saat itu sangat hening dan tidak ada satu orangpun di rumah kecuali aku. Ibuku yang sedang pergi ke pasar, adeku yang sedang bermain tanpa memperdulikan waktu, dan ayahku yang ssedang bekerja dan hanya pulang jika sudah mendapatkan uang.
Akhirnya hari minggu aku habiskan sendiri di rumah. Karena bosan, aku akhirnya memilih untuk menonton TV di rumah. Tanpa aku sadari ternyata di rumahku sedang mati lampu.setelah itu seperti biasa jika sedang dalam waktu luang atau dalam situasi kosong, aku selalu mencari buku-buku yang ada di rumah dan membacanya, karena membaca merupakan salah satu hobiku.
Tidak semua buku aku selalu membacanya, terkadang aku suka pilih-pilih buku yang menarik untuk dibaca. Karena, aku suka malas membaca buku tentang pelajaran di waktu yang tidak tepat. Soalnya, percuma saja jika aku membaca buku pelajaran pada saat diriku sedang di kerubungi oleh masalah-masalah yang membuat otak dan pikiranku buyar, karena ilu dari buku itu tisak aan masuk kedalam otakku. Tapi jangan bilang kalau aku tidak suka buku pelajaran, saya bias saja seharian atau sebulan pool membaca buku pelajaran, asalkan dalam kondisi rohani yang sehat, lebih tepatnya pada saat hatiku senang, maka jiwa dan otakku pun menjadi lurus jauh kedepan.
Akan tetapi baik dalam keadaan rohani sehat atau sakit, banyak masalah atau tidak ada masalah, suka atau tidak suka dan senang ataupun menderita, ada suatu buku yang selalu bisa aku baca, yaitu,,, BU..KU..CE..RI..TA. haha bisa di bilang terlalu jujur.Karena memang buku ceritalah yang selalu menjadi insfirasi hidupku. Apalagi jika menceritakan tentang kehidupan makhluk hidup, seperti tumbuhan binatang dan manusia.
Apalgi sekarang ini hari minggu, lagi santai, tak ada teman, malas keluar, dan tidak misa nonton TV karena mati lampu, komplit deh pokoknya.jadi aku putuskan untuk mencari buku-buku di kardus yang sudah lumayan lama tidal aku buka. Akhirnya setelah aku buka salah satu kardus tempat aku menyimpan buku-buku waktu SMP, aku pun menemukan satu buku cerita yang berjudul “ELANG”.
Akupun membacamya, dan cerita itu sangat insfiratif dan memberikan kesadaran kesadaran kepada diriku tentang hidup di dunia dengan penuh impian. Kurang lebih ceritanya seperti ini.
‘Suatu ketika, di sebuah lereng, tersebutlah seonggok sarang Elang. Di dalamnya terdapat 6 butir telur yang sedang di erami induknya. Suatu hari, terjadi sebuah gempa kecil dan mengakibatkan sebutir telur menggelinding ke bawah. Namun, induk Elang tak mengetahui hal itu. Untunglah, telur itu kuat, sehingga kemudian benda itu malah masuk kedalam sebuah sangkar ayam. Seekor induk ayam yang sedang mengeram, lalu malah memasukan telur itu kedalam buaian bersama telur-telur ayam lainnya.
Beberapa saat kemudian, meneteslah telur itu, dan keluarlah seekor anak Elang yang gagah. Namun sayangnya, ia dilahiran ditengah keluarga ayam. Lama kemudian Elang kecil itu, tumbuh bersam anak-anak ayam lainnya. Dan si Elang kecil itupun percaya bahwa ia adalah seekor anak ayam. Ia juga mencintai sangkar dan induk ayam. Namun, ada keinginan lain di hati kecilnya.
Elang kecil itu, suatu ketika, melihat Elang-elang besar yang sedang mengepakan sayapnya yang indah di angkasa. Ia kagum sekali dengan kegagahan mereka. “Oh”… Elang kecil itu memekik, “Andai saja, aku bias terbang seperti burung-burung gagah itu.” Katanya sambil menatap langit. Anak-anak ayam tertawa mencericit. “Ha ha ha…kamu tak akan bisa terbang bersama mereka,” ujar seekor anak ayam, “kamu adalah ayam, dan ayam tak bisa terbang!” hahahaha…… Tawa anak-anak ayam itu kembali memenuhi teinga si Elang kecil. “Oh, andai saja…” ujarnya pelan. Elang kecil itu kembali menatap langit. Menatap keluarga yang sebenarnya di atas sana.
Setiap waktu, saat Elang mengungapkan inpiannya, ia selallu diberi nasehat, bahwa itu adalah hal yang mustahil yang bisa dilakukannya. Dan hal itulah yang terus dipelajari oleh si elang,bahwa, ia tak mungkin bisa terbang, dan mengepakan sayapnya diangkasa. Lama kemudian, si Elang berhenti bermimpi, dan melanjutkan hidupnya sebagai ayam biasa. Akhirnya, setelah sekian lama hidup menderita, dikekang dengan semua impiannya,si Elang pun mati.’
Itulah ceritanya. Setelah membaca cerita tersebut akhirnya aku memahami bahwa cerita adalah sebuah amsal yang baik tentang kehidupan. Cerita ini adalah sebuah permisalanyang indah tentang makna harapan dan impian-impian. Ada banyak sekali asa dan hasrat, yang akhirnya pupus. Karena, hilangnya rasa percaya dalam kalbu. Ada banyak sekali harapan-harapan, yang hilang, hanya karena tak percaya dengan semua kemampuan yang kita miliki.
Bisa diartikan bahwa kita semua adalah Elang-elang kecil, yang bisa jadi… lahir dalam buaian ayam. Kita semua adalah manusia-manusia hebat, yang punya banyak potensi. Tuhan memberian banyak anugrah buat kita. Namun, seringkali rasa percaya diri itu begitu kecil, tak mampu membuat kita yakin, bahwa kita mampu, bahwa kita bisa.
Tuhan berikan banyak sekali rahmat, namun seringkali semua itu membuat kita makin bersyukur, dan mau menjadikannya pendorong dari hati.
Akhirnya aku mengerti bahwa kita akan menjadi apa yang kita percayai. Jadi, saat kita bermimpi untuk menjadi “ Elang “, teruskan impian tadi, dan coba abaikan dulu nasehat “Ayam“ itu. Karena siapa tahu, kita adalah calon “Elang-Elang” yang akan lahir dan mengepakan sayap dengan indah di angkasa.
Mungkin cerita itu adalah suatu jalan dari Tuhan agar aku dapat mencobanya dan kita harus selalu ingat bahwa sesungguhnya Tuhan bersama kita… 


Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*