MARI BICARA TENTANG CINTA

Yogi Iskandar
0
Oleh : Dini Herawati

            Cinta adalah sebuah kata yang mungkin mudah untuk diucapkan namun sulit didefinisikan dengan benar, sebagian orang berpendapat bahwa ketika cinta itu di definisikan, maka keterangan-keterangan pada dasarnya buanlah tentang cinta sendiri.
            Ketika seseorang ditanya, apa itu cinta ?? Dia hanya menjawab : “ Kau akan menyaksikannya hari ini, lua atau besok “ …. Lalu apa yang terjadi kemudian hari ini lehernya di penggal, besok jasadnya di gantung dan lusa abunya di tebaran, yang berarti cinta adalah  kematian, demikian saya mendengar dari soso majnun sang pencinta Laila.
            Cinta baginya tidak lain merupakan kegilaan, itulah sebabnya ia disebut “ Majnun “ atau sang GILA … begitupun dalam kisah Romeo dan Juliet, cinta dalam kisah ini dilukiskan dalam kehidupan.
            Cinta adalah sesuatu yang mampu memberi sayap-sayap hidup sehingga menumbuhkan kembali unggas yang sudah mati  akibat tertekan. Demikianlah cinta adalah sesuatu kata yang melahirkan keterangan yang berbeda ketika dicoba untuk dimaknai. Cinta seolah menjadi kata yang tidak dapat didefinisikan dalam makna sejatinya.
             Semua ekspresi tentang cinta hanyalah berupa penampilan zahir atau fisik yang muncul dari suatu tekanan yang dipaksa untuk dimakanai. Akan tetapi, seringkali kita berkata tentang cinta. Begitu mudahnya kita mengucap dan mengobral kata cinta. Bahkan, setiap orang mengakui adanya cinta dalam dirinya: pecinta mencintai kekasihnya, suami mencintai istrinya, orangtua mencintai anaknya dan lainnya.
            Cinta sesungguhnya merupakan hal yang niscaya pada manusia. Bahkan, cinta telah menjadi suatu kekuatan individu yang mampu mengubah segalanya. Dengan cinta, manusia terdorong untuk berbuat sesuatu yang positif yang dalam keadaan bisa boleh jadi dia tidak dapat melakukannya. Tapi dengan cinta pula manusia terdorong untuk berbuat sesuatu yang negative, sehingga cinta telah menjadi sumber bagi terciptanya perilaku. Disini pangkal permasalahannya…!!! Jika cinta hanya mengacu orang untuk berbuat kebajikan, tentu tidak ada peersoalan. Namun jeleknya cinta juga bisa mengiring manusia kearah keburukan.
            Disamping cinta dapat menyebabkan seseorang untuk melqakukan perbuatan terpuji, cinta jauga dapat menyebabkan seseorang untuk bertindak keji. Bahkan dorongan kearah keburukan ini seringkali dirasa lebih kuat di banding kearah kebaikan,lantaran jalan yang terhampar lebih luas dan lebih mudah untuk dilalui, serta biasanya menjanjikan kenikmatan sensual. Dalam islam, kita meyakini bahwa cinta yang dapat mengarahkan orang kepada kebaikan adalah cinta kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT. Sementara cinta yang tidak ditujukan kepada Allah SWT atau bukan karena Allah, pastilah dapat mendatangkan keburukan.
            Cinta terhadap dunia semata akan mengakibatkan pengaruh yang buruk yang ditimbulkannya, sebagian ulama menganggap dunia merupakan symbol dari keburukan. Dunia merupakan Antitesis dari akhirat. Imam Al-Ghazali mengibaratkan dunia akhirat ibarat timur dan barat, jika seseorang cenderung pada salah satunya, ia akan menjauh dari lainnya. Dunia dan akhirat juga diumpamakan sebagai dua wanita yang di madu, jika dia cenderung pada salah satunya, maka yang lainnya kecewa. Dapatnya dunia dianggap sebagai symbol keburukan ini tidak terlepas dari mekna bahwa dunia menyimpan banyak hal yang dapat menjerumuskan orang kedalam kelalaian, kemaksiatan dan dosa.
            mmm…saya jadi teringat arti dalam Al-Qur’an yang pernah saya baca:
“ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berb angga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya berwqarna kuning, kemudian menjadi hancur. Dan diakhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaannya. Dan kehidupan dunia ini tindak lain hanyalah kesenangan yang menipu. “ (Q.S. 57:20)
Kalau kita lihat secara gambling ayat di ats, Allah memberitahukan kepada kita bahwa kehidupan ini dan kenikmatan tipu dayanya dapat dengan mudah menjerumuskaqn menusia kearqah keburukan sehingga melalaikan manusia dari beribadah kepadanya, dan kepadanyalah segala amal perbuatan dikembalikan, lalu bagaimana kita dapat mencintai dunia??? Sedangkan tipu dayanya begitu kuat.
            Bukankah cinta adalah hal yang sangat alami terjadi pada manusia, dan merupakan kodrat kemanusiaan yang dianugrahkan oleh ilahi ??? bukankah kita mencintai suami, keluarga kita, orang tua kita, harta benda kita semuanya itu merupakan bagian dari kehidupan dunia ???
            Jawabannya adalah sederhana, selalu mengaitkan segala bentuk kecintaaan kita terhadap sesuatu hanya untuk mengharap keridhoan Alloh SWT, namun tentunya bentuk cinta itu sendiri harus dilandasi dengan syariat yang diperbolahkan, jangan sampai kita mencintai sesuatu yang dibenci Alloh tetapi kita berniat mencari keridhoan Alloh, ya tentunya di tolak Alloh… namun terkadang kita lupa akan hakikat itu semua, kita terlalu asyik berkubang dengan masalah dunia dan tipu dayanya, sehingga masalah akhirat dan kecintaan kita kepada Allah kita kesampingkan begitu saja, mungkin karena lupa, lalai atau kita tak mau peduli dan mengacuhkan semua tanda-tanda dan peringatan yang sudah ada juga terlalu tenggelam dalam tipu daya dunia. Namun semua belum terlambat untuk disadari “untuk apa kita hidup”, dan “ bagaimanakah seharusnya kita hidup “
            Mencintai dunia dengan segala kekurangannya atau mengabdi kepada Sang pencipta dengan segala perintahnya sehingga kita bukan termasuk orang-orang yang menduakan Allah dengan cinta kepada dunia. Ingatlah bahwa kita akan kembalai kepada Allah dan kepadanya jugalah kita akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kita kelak.
             

Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*